Pananjung Pangandaran
Pantai Pangandaran
merupakan sebuah
semenanjung
indah yang dikelilingi oleh cagar alam
dan dijadikan sebuah objek wisata di
Pangandaran
.
Pangandaran terletak di Desa Panajung, Kabupaten
Pangandaran Provinsi
Jawa Barat
[1]
.
0.1 Sejarah
Menurut sejarah pembentukannya, diduga Pananjung
dulu merupakan sebuah
pulau
kecil, yang kemudian
terhubung dengan daratan
Pulau Jawa
akibat proses
pasir. Pananjung sekarang berstatus sebagai
cagar alam
. Dari tempat ini orang dapat menyaksikan
keindahan terbit dan terbenamnya
matahari
.
Sebelum di tetapkan sebagai Cagar Alam (CA) kawas-
an hutan pangandaran terlebih dahulu ditetapkan seba-
gai kawasan Suaka Margasatwa, hal ini berdasarkan Gb
Tanggal 7-12-1934 Nomor 19 Stbl. 669, dengan luas
497 Ha, (luas yang sebenarnya 530 Ha) dan taman laut
luasnya 470 Ha. Kemudian dalam perkembangan selan-
jutnya setelah diketemukan bunga Raflesia Padma, sta-
tus Suaka Margasatwa dirubah menjadi Cagar Alam ber-
dasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
34/KMP/1961.
[2]
0.2 Pantai Pananjung
Selain berfungsi sebagai taman nasional, Pananjung Pa-
ngandaran juga berfungsi sebagai pantai dan laut. Di sa-
na, pengunjung bisa melakukan beberapa aktivitas, se-
perti berjalan di pinggir pantai, bersepeda, berenang, ka-
no,
snorking
, menyelam,
hiking
, dan melihat peninggalan
sejarah yang terdapat di sana.
[3]
Biaya masuk Pananjung
Pangandaran sebesar Rp.5500 dan termasuk biaya untuk
mengelilingi semenjanung selatan Pangandaran. Pangan-
daran adalah sebuah hutan cagar alam yang dilindungi.
Di dalamnya terdapat landak, kijang, burung elang, ka-
lajengking dan monyet. Terdapat sebuah teluk kecil dan
tumbuhan bakau di dalam Taman Nasional.
[1]
.
0.3 Peninggalan Sejarah
Selain flora dan fauna, di Pananjung juga terdapat bebe-
rapa gua yang menarik dikunjungi, seperti: Gua Pang-
gung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal dan
juga gua peninggalan Jepang saat Perang Dunia II. Ten-
tara Pendudukan Jepang dahulu memang pernah meren-
canakan kawasan ini sebagai benteng pertahanan meng-
antisipasi apabila Sekutu menyerang dari arah laut selat-
an. Hal itu nyatanya tidak terjadi karena Sekutu datang
dari utara. Hasilnya gua-gua dan benteng pertahanan itu
masih terpelihara dengan baik sampai sekarang.
[4]
Ter-
dapat empat buah goa, yaitu meliputi : Goa Lanang, Goa
Rengganis, Goa Sumur Mudal, dan Goa Miring. Disbut
Goa Lanang karena didalamnya terdapat bantuan endap-
an yang berbentuk seperti kemaluan laki-laki. Disebut
goa Rengganis, karena disana terdapat sumber mata air
jernih dan tawar yang konon dahulunya menjadi tempat
Dewi Rengganis mandi ketika abad kerajaan Sunda yang
berpusat di Ciawi Ciamis. Barangsiapa yang mandi atau
mengusap muka, kononakansegera mendapatkanjodoh.
(ini hanya sekedar dogeng).
[5]
Disebut Goa Miring, karena kalau masuk kedalamnya
harus memiringkan badan sejauh 30 meter dan bila ti-
dak, maka tidak akan bisa masuk. Kemudian, disebut
Goa Sumur Mudal, karena didalamnya terdapat sumber
air yang terus-menerus menetes dan ketika ditampung
dengan enber atau tempat lainnya akan “mudal”, airnya
tumpah karena penuh. Di Pantai Pangadaran, setiap pe-
ngunjung dapat melakukan antara lain berenang, berpe-
rahu pesiar, memancing, keliling dengan sepeda, para sa-
iling, jetski, dan lain-lain.
[4]
Selain gua, rupanya kawasan ini juga menyimpan sisa
puing-puing peninggalan kerajaan Pananjung, Galuh, ya-
itu dinamai Batu Kalde.
1 Jenis Tumbuhan di Cagar Alam
Pannjung Pangandaran
Jenis pohon yang penyebarannya paling tinggi di cagar
alam Pananjung Pangandaran adalah
Andong
, kemudian
jenis lain yang cukup dominan adalah Laban. Sedangkan
jenis pohon yang penyebarannya sangat minim di lokasi
tersebut antara lain yaitu: Walikukun, Kelepu, Teureup,
Menteng, Beringin, Walen, Jamura, Ki Huut, Renghas,
dan Pulus. Selain pohon tersebut, terdapat beberapa je-
nispohonintroduksidicagaralaminisepertiSalam, Jati,
dan Huni yang tumbuh secara alami. Keberadaan pohon
jati di lokasi, diperkirakan karena terjadi ekspansi pohon
jati dari Taman Wisata Alam Pangandaran (TWAP) me-
nujucagaralamPananjungPangandarandanapabiladili-
hat sejarah cagar alam ini, sekitar kurang lebih 70 tahun
lalu di dalam kawasan ini terdapat pemukiman pendu-
duk, sehingga ada kemungkinan bahwa pohon jati senga-
ja ditanam oleh penduduk yang tinggal di kawasan terse-
but.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar